Setelah libur untuk memperingati hari buruh internasional atau may day kemarin
Hari ini kembali ke habitat awal
Dengan kemeja putih pendek dengan motif segitiga warna hitam
Nametage yang selalu setia tergantung dibelah kiri sakuku
Sejenak tersenyum sambil menyambut nasabah yang mau bertransaksi
Hari itu cukup cerah dan aku merasa sedikit kurang fit karena faktor bergadang menoton liga champion eropa, alhasil mata sedikit memerah pertanda kurang tidur
Sebenarnya bukan sengaja untuk bergadang namun keadaan suasana hati hari kurang bersahabat
Iyaa apalagi kalo bukan masalah hubungan.
Perasaanku hari ini sebenarnya sangat kurang bersahabat dan sedikit membuat konsentrasikan terganggu, tapi aku bukan cerita kesedihanku tapi ingin bercerita tentang 2 minggu yang lalu saat aku pulang kekampung bertemu dengan orangtua ku, kakakku dan dia.
Setelah gajianku keluar aku segera memesan tiket pesawat untuk pulang ke kampung dan aku mengambil jadwal pagi yaitu jam 7.15 pada hari kamis tanggal 12 april 2018.
Aku berangkat dari stasiun gambir pada pukul 06.10 dan sampai di bandara soekarno hatta jam 7.00.
Keberangkatan hari itu terasa sangat luar biasa perjuangannya karena hampir saja ketinggalan pesawat karena aku adalah orang terakhir yang ditunggu dan dipanggil sebanyak tiga kali sebelum pintu pesawat tutup. Dengan keringat yang mengucur dimuka dan ikat pinggang yang belum sempat aku gunakan lagi aku segera meletakkan tas ku dikabin pesawat dan segera duduk di bangku urut 3E.
Saat pesawat mulai menembus awan dan aku segera menutup mukaku yang sedikit kelelahan berlari dibandara mengejar pesawat dan kurang lebih 1 jam 15 aku sampai di bandara tujuanku yaitu Bandara kebesaran Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Semua penumpang segera bergegas menuju keluar pesawat dan begitu juga denganku. Aku sedikit duduk lama di bandara karena masih terasa capek dan aku memesan ojek online menuju salah satu tempat teman teman yang berada di Simpang Rimbo.
Hari itu aku akan menginap dijambi sebelum besok pulang menuju kampungku dan hari itu Dia akan kejambi sekedar bertemu dan menghabiskan waktu berdua. Sekitar hampir nunggu 6 jam Si Dia baru sampai di jambi dan aku menjemputnya di pusat angkuta kota imi. Malam itu sudah berencana untuk nonton dan jalan, tapi karena tidak ada motor akhirnya sampai jam 8 kami masih diempat dan jam 9 akhirnya bisa keluar rumah menuju tugu siginjai yang baru dibangun. Setelah dari tugu melanjutkan ke cafe pecinan dan pulang jam 12 malam. Karena aku sedikit kurang hapal jalan dan aku mengandalkan map yang ada di handphone dan alhasil kami sedikit memutar jauh hingga sampai dirumah pada pukul setengah 1 malam. Dan esoknya pulang menuju kampung.
Dikampung tidak banyak aku hanya melihat keadaan ibu ku dan kakakku yang lagi sakit. Keadaan nya cukup sedikit memprihatinkan dan tergolong cukup parah namun sedikit lega karena bisa melihat langsung keadaaan keluarga ku.
Aku menghabiskan waktu 3 hari dikampung dan kembali lagi ke Jakarta, dan artinya aku telah libur kerja selama 3 hari. Aku benar-benar bertaruh dengan tekadku dan pekerjaan ku, dan alhamdulillah atasan ku bisa mengerti. Pulang kekampung dengan penuh perjuangan dan pengorbanan dan tekad.
Selain orang tua dan keadaan kakakku, hal yang terkuat yang membuatku harus pulang adalah dia. Aku hanya berusaha aku bisa bertemu dan menghabiskan waktuku dengan dia. Meski tidak setiap saat akhirnya aku bisa berjalan bersama ke wisata daerah sekedar menaiki bebek air dan ke kota kabupaten sekedar beli tiket pesawat. Dan pertemuan hari terakhir sebelum berangkat ke jakarta dan dia kekantornya.
Hari itu aku berangkat dengan suasana hati yang berat karena aku sadar setelah pertemuan ini hati siap-siap untuk menerima kata-kata dia yang mulai bilang ingin sendiri dan tidak bisa cinta lagi
Dan itu benar-benar terjadi setelah 2 minggu aku bertemu, bukan aku tidak bisa mengikuti keinginan dia, tapi aku begitu berat untuk mengiyakan keinginan dia. Hubunganku sebenarnya baik-baik saja sebelum ada orang lain. Tapi sekarang semua terasa berbeda. Tidak banyak yang bisa aku perbuat aku hanya bisa bertahan dan lebih banyak sabar semoga hari esok semua lebih baik.
Kadang terus hati ini untuk mengatakan menyerah dan begitu lelah dengan keadaan ini
Tapi tetap saja aku masih bertahan, setahun lebih aku bertahan dengan hubungan yang sebenarnya sudah tidak utuh lagi, aku tetap berusaha menutupi kerusakan demi kerusakan yang ada dan aku mengorbankan rasa sedihku hanya untuk bertahan dengan dia. Aku tidak alasan yang kuat aku hanya bisa mencintainya dan semoga ada jawaban.
No comments:
Post a Comment